Cerita lainnya, beberapa semester berjalan ternyata teman-teman banyak yang suka padaku. Mungkin hal itu karena aku tampan, smart dan baik hati (pede sekali hehehe...). Sampai-sampai antar geng perempuan bermusuhan karena diriku. Maklum masa kuliah banyak teman-teman perempuan semacam bergerombol membentuk geng, sehingga aku sebut geng saja. Ketika itu aku diberi tau temanku, aku pun cuek saja menanggapi hal itu. Malah ada geng teman perempuan bilang kepada diriku bahwa temanku yang namanya Tyas suka padaku. Kemudian aku menolaknya secara halus. Aku bilang, aku sudah ada calonnya padahal tidak ada. Dosen juga ada yang menyukaiku. Sampai pernah aku diundang ke rumahnya. Pernah juga beliau sengaja tidak bawa mobil lalu menebeng aku. Kebetulan arah aku pulang searah dengan beliau sehingga dengan agak berat hati aku pun mengantarnya pulang.
Waktu ultah gitu beliau tau dari temanku, dirayakan esoknya waktu ada kelas beliau sampai teman-teman ilfil dengan beliau. Padahal waktu hari H ultah aku dibawakan kue ultah oleh Tyas. Kemudian aku memesan nasi ayam bakar untuk aku bagi-bagikan kepada teman-teman.
Jujur waktu kuliah aku tidak memikirkan yang namanya pacaran. Komitmenku pacaran setelah lulus kuliah S1, niatku dulu itu melanjutkan sekolah S2. Hal itu karena cita-citaku ingin menjadi dosen. Bukan tanpa alasan aku ingin menjadi dosen, supaya ilmuku bermanfaat. Alhamdulillah aku juga dikaruniai dengan kecerdasan.
Meski demikian dulu juga sempat dekat anak kedokteran Universitas Wijaya Kusuma, si ning anak pengasuh pondok pesantren di Jember. Awal mula tidak mengetahuinya karena dirahasiakannya namun setelah melihat dengan detail sosmednya kok dipanggil ning. Ah hasil aku pun menanyainya kok dipanggil ning? Dia awal mula tidak mengakui setelah aku paksa ngaku juga bahwa dia anak seorang kyai di Jember. Padahal sifatnya yang aku tau biasa aja tidak bagus-bagus amat. Aku juga pernah diajak nikah oleh anak Malang yang mana beragama kristen. Biaya pernikahan dia tanggung bahkan biaya hidupku nantinya asalkan aku masuk agamanya. Aku pun menolaknya aku tidak mau menggadaikan tauhidku dengan apapun.
Aku juga sempat dekat dengan tante-tante chinese-indo yang begitu cantik dan kaya pula nama Melia. Awal mula aku hanya iseng mendownload aplikasi pencarian Jodoh. Kemudian di aplikasi kita berjodoh dan chat di aplikasi tersebut, kemudian pindah ke BBM dan akhirnya kita deket. Kalau aku niat nakal bakal banyak mendapatkan uang darinya dan juga lainnya. Namun aku sekedar observasi bagaimana kehidupan tante-tante saja. Pasalnya dia itu suka aku dan sering BBM untuk menanyain aku sedang apa, pun curhat masalah pribadinya dan lain sebagainya.
Pernah dekat juga dengan Wulan anak kampus Trunojoyo. Sering kali kita rekreasi bersama untuk merefresh pikiran. Objek wisata di Malang, Lumajang, Jember, Banyuwangi dan yang lainnya aku jelajahi.
Dulu juga aku membantu anak-anak di kampungku yang sedang mencari pekerjaan. Puluhan orang yang aku masukan ke pabrik tempatku kerja. Dalam hatiku, ingin menjadi orang yang bermanfaat alhamdulilah bisa menolong orang yang membutuhkan pekerjaan.
Komentar
Posting Komentar